Monday, January 28, 2013

Cara sukses dalam 40 hari ala Yusuf Mansur

Dirikan Sholat... itu merupakan judul dari blog ini... sehingga memakai judul Ingat Allah dengan mendirikan sholat, apa sholat juga mempengaruhi kesuksesan seseorang ? ternyata salah satu Dai Kondang Yusuf Mansur memasukkan Shalat baik Sunnah maupun wajib dalam Menggapai kesuksesan dunia akhirat.

ini dia Cara sukses dalam 40 hari ala Yusuf Mansur:


  1. Selama 40 hari selalu Shalat berjamaah di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam, lengkap dengan qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sebagai tanda kita datang sebelum waktunya azan. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami, atau jalan sama muhrim, jika tidak cukuplah shalat di rumah saja tapi tetap stanby sebelum Azan.
  2. Selama 40 hari selalu melaksanakan shalat Dhuha minimal 6 rakaat, jika mampu 12 rakaat.
  3. Selama 40 hari Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
  4. Selama 40 hari selalu baca surah Al-Waqi’ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
  5. Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat. Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
  6. 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x.
  7. Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
  8. Menjaga setiap hari baca Istighfar 100x. Selama 40 hari selalu baca surah yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
  9. Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelumnya susah untuk dikeluarkan. Atau yang beda dengan yang pernah disedekahin.
  10. Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadikan ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah.
  11. Setiap selesai shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.
Lihat sholat wajib berjamaah plus sunnahnya plus Dhuha plus Tahajud.... Sholat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. So Dirikan sholat....
Referensi: http://www.wisatahati.com/modul.php?flmodul=content_riyadhah

Tuesday, January 22, 2013

BAHAYA BICARA AGAMA TANPA ILMU

Oleh: Ust. Drs. Abu Ismail, Lc.

Agama adalah apa yang telah dikatakan Allah SWTdalam kitab-Nya Al Quranul Karim dan sabda Rasul-Nya dalam Sunnahnya. Oleh karena itulah berbicara masalah agama tanpa ilmu dari Allah dan Rasul-Nya termasuk kebodohan yang sangat berbahaya. Berbicara hanya berdasarkan akal, perasaan, dugaan dan perkiraan. Alangkah banyaknya orang-orangyang melakukan hal itu di zaman mi, sehingga mereka sesat dan menyesatkan orang lain.

Inilah di antara beberapa bahaya berbicara masalah agama tanpa ilmu:

1. Hal itu merupakan perkara tertinggi yang diharamkan oleh Allah SWT Allah SWT berfirman: "Katakanlah, 'Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)."(Al-A'raf:33)

Imam Ibnul Qayyim rahimallahu menjelaskan tentang ay at di atas: "Allah SWT mengurutkan perkara -perkara yang diharamkan menjadi empat tingkatan. Dia memulai dari yang terendah, yaitu perbuatan-perbuatan keji, kemudian Dia menyebutkan yang kedua, yang lebih besar keharamannya, yaitu dosa dan kezhaliman. Kemudian Dia menyebutkan yang ketiga, yang lebih besar keharamannya dari dua hal sebelumnya, yaitu menyekutukan Allah SWT (dosa syirik), kemudian Dia menyebutkan yang ke empat, yang paling besar keharamannya dari semua yang telah disebutkan, yaitu berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Hal itu meliputi berbicara tentang Allah tanpa ilmu di dalam nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan di dalam agama-Nya dan syariat-Nya.

2. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan salah satu bentuk dusta atas (nama) Allah, yang merupakan kezaliman terbesar Tatkala orang-orang musyrik' mengharamkan sebagian binatang ternak dan menghalalkan sebagian lainnya , maka Allah membantah mereka dengan firman-NYA: "Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu?, maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan mantisia tanpa lengetahuan." Sesungguhnya Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (Al-An'am: 144) .

3. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan kesesatan dan menyesatkan orang lain Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hamba-Nya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang allim pun, orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan orang lain." (HSR. Bukhari no. 100, Muslim, dan lainnya).

Thursday, January 17, 2013

ETIKA MERAIH REJEKI

Oleh : Drs. H. Abu Ahmad Zaenal Abidin

Sesungguhnya kita hidup pada zaman yang banyak fitnah, tantangan dan cobaan. Musuh-musuh Islam terus berusaha memporak-porandakan barisan kaum muslimin dengan berbagai cara dan melalui media yang dimilikinya.

Masalah rezeki merupakan salah satu perkara yang banyak menyita pematian manusia, sehingga ada sebagian yang menjadi budak dunia. Bahkan lebih parah lagisejumlah besarumat Islam memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan menyempitkan peluang dalam mengais rezeki.

Ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat islam, tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi, hendaknya menutup mata dari sebagian aturan Islam, terutama berkenaan dengan etika bisnis dan hukum halal haram. Padahal Sang Khalik mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah : Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat danjagalah kami dari siksa apineraka. (QS Al Baqarah:201).

Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah. Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi masyarakat madani.

Monday, January 14, 2013

BIARKAN ANAK BERMAIN !

Orangtua sekarang terkadang sangat ambisius. Agar anaknya berprestasi sekolah pun sehari penuh. Pulang sekolah masih harus ikut berbagai les Tak salah memang, tapi kapan waktu anak untuk bermain?

Benarkah kesimpulan itu? Sebelum menjawab ini, mari kita bandingkan kondisi anak-anak sekarang dengan anak-anak era 1970-1980an atau ketika para orangtua sekarang masih menjadi anak-anak. Secara jujur, kita harus mengakui, anak-anak sekarang. lebih banyak menghabiskan waktu belajar daripada bermain.

Bukankah, sekolah untuk anak-anak kita sekarang, sudah ada yang dimulai dari umur 1,5 tahun. Meski di sekolah ini, anak belum mulai belajar dalam konteks akademik. Kini sekoiah mengajar membaca, menulis dan berhitung dan juga belajar sambil bermain. Ketika masuk SD, anak-anak harus bersekolah dengan waktu yang Iebih panjang. Bahkan, banyak SD unggulan yang memancang waktu sekolah sehari penuh, masuk jam 07,00 pulang jam 16.00. Pulang sekolah, anak masih harus mengikuti bermacam les, misalnya kumon, sempoa, melukis, komputer, musik, teater, bahasa asing, dan iainnya.

Selain itu, anak-anak juga masih memerlukan waktu untuk beribadah bagi yang sudah akil baligh atau latihan beribadah bagi yang belum baligh, mengerjakan PR (pekerjaan rumah), belajar di rumah, mandi, makan dan istirahat(tidur). Lantas, kapan dong waktu anak-anak untuk bermain? Jadi sebenamya, apakah anak-anak memang malas belajar atau tidak cukup waktu untuk bermain? Tak heran jika para ahli pendidikan banyak yang mengkritik tentang kurangnya waktu bagi anak-anak untuk bermain. Karena esensi bermain bagi anak-anak tidak sekadar "main" yang berkonotasi negatif,' seperti menghabis-habiskan waktu, tidak produktif, tidak menambah kepintaran dan lainnya.

TIMBANGAN ORANG KAFIR

Oleh : Ust. Fahiq Gasum, LC

Sesungguhnya kita hidup pada zaman yang banyak fitnah, tantangan dan cobaan. Musuh-musuh Islam terus berusaha memporak-porandakan barisan kaum muslimin dengan berbagai cara dan melalui media yang dimilikinya.

Shaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata, "Banyak manusia melontarkan pendapat, akhlak (perilaku) orang-orang Barat dalam hal muamalah, seperti dalam jual beii, misainya. Bahwa akhlak mereka lebih baik dari kita kaum muslimin, yang banyak melakukan dusta, tipu-menipu, khianat," ingkar janji dan sumpah paisu. : Untuk membantah tuduhan dusta ini, kami bawakan hadits; Nabi terlebih dahulu: ; Bukti yang riya harus dikemukakan oleh penuduh. (HR-Tirmidzi 1341 dan di-shahihkan oleh Al Albani dalam Shahih AI Jami' 28Q7).

Apa yang masyhur di kalangan manusia, bahwa orang-orang Barat memiliki akhlak yang baik dalam hai muamalah, tidaklah benar. Bahkan yang ada pada mereka muamalah yang buruk. Hal ini diketahui oleh orang-orang yang pernah pergi kesana. Memperhatikan perilaku mereka dengan obyektif, tidak secara subyektif, seperti yang dilakukan oleh orang yang mengagungkan mereka. Seorang penyair berkata, Pandangan mata penuh kecintaan tidak melihat ain dengan jelas Sebagaimana pandangan penuh kebencian, yang ia lihat hanya keburukkan.

Menjadi Kaya Juga Perlu tapi ..

Seorang Muslim tidak sepatutnya mengondisikan dirinya hidup dalam kekurangan harta, apalagi hidup pasif tanpa usaha dan selalu meminta-minta.la harus berupaya mencari karunia Allah berupa perbendaharaan harta untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Dengan cara demikian, maka setiap Muslim akan mampu berkontribusi secara finansial dalam upaya-upaya strategis guna ; memajukan kondisi ummat Islam di segala sektor.

Dari sejarah kita bisa ketahui bahwa Sahabat Rasulullah ada yang kaya dan ada yang miskin. Namun menariknya, mereka yang berpenghasilan besar apalagi yang berpenghasilan kecil tidak suka bergaya hidup mewah. Mereka lebih suka bergaya hidup sederhana, bahkan yang mereka peroleh tidak mereka timbun untuk dinikmati sendiri, tetapi kebanyakan mereka infakkan untuk kepentingan dakwah dan perjuangan di jalan Allah.

'Utsman bin Affan ra, misalnya, pernah membeli sumur milik orang Yahudi seharga 20.000 ribu dirham lalu sumur tersebut diwakafkan untuk kepentingan umum. Untuk keperluan Perang Tabuk, 'Utsman telah berinfak 300 unta dan 1.000 dirham. Begitu juga 'Umar bin Khaththab, pernah menginfakkan separuh hartanya di jalan Allah. Bahkan Abu Bakar pernah menginfakkan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Islam. Tatkala ditanya oleh Nabi, "Apa yang Anda sisakan untuk keluarga Anda?" Dengan tegas Abu Bakar menjawab, "Cukup Allah dan Rasul-Nya." Tatkala 'Umar diangkat sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar, fasilitas negara yang digunakannya sangatlah sederhana. la menolak kehidupan yang mewah sebagaimana para raja pada masa itu. Suatu hari staf bagian fasilitas kekhilafahan berencana mengganti piring makan khalifah yang sudah tak layak pakai dengan piring yang lebih layak. Namun rencana itu ditolak 'Umar karena menurutnya piring makan yang ada masih bisa digunakan.

Sunday, January 13, 2013

KETERGESAAN YANG DIWAJIBKAN

Oleh : Ust. Aminuddin Imam Muhayi, Lc

Ketergesaan dalam hampir semua hal akan berakibat buruk bagi para pelakunya, bahkan ada sebuah kalimat yang sering kita dengar "Ketenangan adalah kebahagiaan dan ketergesaan adalah penyesalan"

Ada ketergesaan yang diwajibkan, bukan tergesa-gesa tanpa arah dan tujuan, bukan tergesa-gesa tanpa mengindahkan aturan, tapi tergesa-gesa dalam melakukan amal shalih. Tasarru' atau ketergesaan dalam beramal shalih sangat dianjurkan dalam Islam, bahkan akan menjadi wajib. Seruan untuk tergesa-gesa dalam menjemput ampunan Allah Swt dan menjemput surga-Nya, bukan seruan yang menjerumuskan manusia dalam penyesalan dan kehancuran. Bahkan seruan itu member! jalan kepada kebahagiaan dan surga, membawa manusia kepada antusiasme dan semangat juang yang tinggi. Seruan itu memberikan jalan untuk mencapai svahadah.

Seruan itu ditujukan bagi orang-or¬ang yang bertakwa, orang-orang yang digambarkan oleh Khalifah Umar Ra seperti orang yang berjalan di jalan penuh onak dan duri, yang siap menancapi kaki-kaki telanjang yang menginjaknya. Orang-orang yang digambarkan oleh Khalifah Ali bin Abi Thaiib sebagai manusia yang mengimani AI-Qur'an yang diturunkan (at-tanzil), dan ridha terhadap ketentuan Allah di dunia (qalil), dan orang yang mempersiapkan diri untuk perjalanan yang jauh menuju akhirat (rah).

Menyambut ampunan, menyambut: surga dan menyambut seruan ALLAH Swt, harus dilakukan lebih cepat dari mengantarkan jenazah atau tidak bersegera dalam beramal ke liang lahat, lebih cepat dari membayar shalih. Sehingga akhirnya fitnah hutang, bahkan harus lebih cepat dari mendahuluinya, huru-hara dan peristiwa seorang mempelai mendatangi buruk yang terjadi di dunia seperti pasangannya. sepotong malam yang gelap gulita.