Shalat adalah rukun islam yang kedua. Untuk melakukan Shalat harus suci dari hadast kecil maupun besar. Sedangkan untuk hadast kecil bisa dengan berwudhu
Berwudhu
• Yang praktis dan mencukupi
• Yang sebaik-baiknya
• Hikmah-hikmahnya
Cara atau jalan untuk membina mental dan rohani sungguh banyak sekali. Jalan yang pasti ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengekalkannya yang disebut sebagai ibadah. Salah satu mata rantai ibadah itu adalah Wudhu'.
Kegunaan Air Wudhu
• Untuk segala macam solat hukumnya wajib.
• Untuk Thawaf di Ka'bah, thawaf apa saja, hukumnya wajib.
• Sewaktu hendak membaca Al-Qur'an hukumnya sunnat
• Sewaktu hendak tidur atau lain-lain perbuatan yang baik, hukumnya sunnat
Alat Yang Dipakai :
Alat yang dipakai ialah air. Meskipun demikian, air yang digunakan untuk berwudhu' adalah air yang suci lagi menyucikan (pengertiannya?), Yaitu: Air hujan, Air Sumur, Air Sungai, Air Laut, Air dari mata Air, Air Telaga, Air Danau, Air Ais, Air Ledeng. Ingat Air suci minimal 2 qullah sekitar 216 liter (air berhenti/ dikamar mandi dll) atau air yang terus mengalir.
Saturday, April 27, 2013
Wednesday, April 10, 2013
Uwais al-Qarni, tidak terkenal di bumi tapi sangat terkenal di Langit
Ini adalah sebuah cerita tentang seorang pemuda yang hidup dijaman Nabi Muhammad SAW bernama Uwais Al-Qarni, dia tak dikenal di bumi.... tapi sangat terkenal dilangit. Siapakah beliau ? Berikut ceritanya :
Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan. Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.
Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang. Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal di antara penduduk langit. Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justeru dipanggil agar berhenti dahulu seketika dan disuruh memberi syafa'atnya.
Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagi sejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya. Dia adalah 'Uwais al-Qarni'. Tidak banyak yang mengenalnya, apatah lagi mengambil tahu akan hidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olok dan mempermainkan hatinya.
Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan. Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.
Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang. Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal di antara penduduk langit. Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justeru dipanggil agar berhenti dahulu seketika dan disuruh memberi syafa'atnya.
Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagi sejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya. Dia adalah 'Uwais al-Qarni'. Tidak banyak yang mengenalnya, apatah lagi mengambil tahu akan hidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olok dan mempermainkan hatinya.
Monday, April 8, 2013
NikmatnyaSelalu Ingat ALLAH
Mungkin tidak semua orang dapat menikmati ketika ingat akan ALLAH SWT. Benar.... sulit sekali merasakan senang ketika menjalankan ibadah ... maupun kegiatan sehari-hari. Ketika kita ingat ALLAH malah yang terjadi kelihatannya kok seperti dibatasi... yaitulah... ketika Iman kepada Allah meningkat maka secara otomatis apa yang disukai ALLAH akan kita suaki dan lakukan... yang tidak disukai ya langsung kita benci pula.
Hal inilah yang terjadi pada Nabi akhir jaman... Rasululloh .. Muhammad SAW. Beliau begitu menikmati ketika menghadap sang kholik... nah bagaimana dengan kita... para hamba yang mungkin bila dibanding Nabi Muhammad beda dan jauh sekali... tapi apa salahnya sih kita juga mencoba dan berlatih mendekatkan diri pada Allah dengan meniru cara-cara nabi Muhammad.. kan sudah jelas Nabi Muhammad merupakan nabi kesayangan Allah... dan Nabi Muhammad sangat cinta Umatnya... apakah kita termasuk umatnya..?!
Berlatih beribadah seperti nabi Muhammad.. mengidolakan beliau akan menjadikan kita semakin dekat ALLAH SWT... bagaimana teman-teman..?!
Hal inilah yang terjadi pada Nabi akhir jaman... Rasululloh .. Muhammad SAW. Beliau begitu menikmati ketika menghadap sang kholik... nah bagaimana dengan kita... para hamba yang mungkin bila dibanding Nabi Muhammad beda dan jauh sekali... tapi apa salahnya sih kita juga mencoba dan berlatih mendekatkan diri pada Allah dengan meniru cara-cara nabi Muhammad.. kan sudah jelas Nabi Muhammad merupakan nabi kesayangan Allah... dan Nabi Muhammad sangat cinta Umatnya... apakah kita termasuk umatnya..?!
Berlatih beribadah seperti nabi Muhammad.. mengidolakan beliau akan menjadikan kita semakin dekat ALLAH SWT... bagaimana teman-teman..?!
Monday, January 28, 2013
Cara sukses dalam 40 hari ala Yusuf Mansur
Dirikan Sholat... itu merupakan judul dari blog ini... sehingga memakai judul Ingat Allah dengan mendirikan sholat, apa sholat juga mempengaruhi kesuksesan seseorang ? ternyata salah satu Dai Kondang Yusuf Mansur memasukkan Shalat baik Sunnah maupun wajib dalam Menggapai kesuksesan dunia akhirat.
- Selama 40 hari selalu Shalat berjamaah di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam, lengkap dengan qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sebagai tanda kita datang sebelum waktunya azan. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami, atau jalan sama muhrim, jika tidak cukuplah shalat di rumah saja tapi tetap stanby sebelum Azan.
- Selama 40 hari selalu melaksanakan shalat Dhuha minimal 6 rakaat, jika mampu 12 rakaat.
- Selama 40 hari Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
- Selama 40 hari selalu baca surah Al-Waqi’ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
- Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat. Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
- 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x.
- Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
- Menjaga setiap hari baca Istighfar 100x. Selama 40 hari selalu baca surah yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
- Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelumnya susah untuk dikeluarkan. Atau yang beda dengan yang pernah disedekahin.
- Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadikan ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah.
- Setiap selesai shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.
Lihat sholat wajib berjamaah plus sunnahnya plus Dhuha plus Tahajud.... Sholat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. So Dirikan sholat....
Referensi: http://www.wisatahati.com/modul.php?flmodul=content_riyadhah
Tuesday, January 22, 2013
BAHAYA BICARA AGAMA TANPA ILMU
Oleh: Ust. Drs. Abu Ismail, Lc.
Agama adalah apa yang telah dikatakan Allah SWTdalam kitab-Nya Al Quranul
Karim dan sabda Rasul-Nya dalam Sunnahnya. Oleh karena itulah berbicara
masalah agama tanpa ilmu dari Allah dan Rasul-Nya termasuk kebodohan yang
sangat berbahaya. Berbicara hanya berdasarkan akal, perasaan, dugaan dan
perkiraan. Alangkah banyaknya orang-orangyang melakukan hal itu di zaman mi,
sehingga mereka sesat dan menyesatkan orang lain.
Inilah di antara beberapa bahaya berbicara masalah agama tanpa ilmu:
1. Hal itu merupakan perkara tertinggi yang diharamkan oleh Allah SWT Allah SWT berfirman: "Katakanlah, 'Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)."(Al-A'raf:33)
Imam Ibnul Qayyim rahimallahu menjelaskan tentang ay at di atas: "Allah SWT mengurutkan perkara -perkara yang diharamkan menjadi empat tingkatan. Dia memulai dari yang terendah, yaitu perbuatan-perbuatan keji, kemudian Dia menyebutkan yang kedua, yang lebih besar keharamannya, yaitu dosa dan kezhaliman. Kemudian Dia menyebutkan yang ketiga, yang lebih besar keharamannya dari dua hal sebelumnya, yaitu menyekutukan Allah SWT (dosa syirik), kemudian Dia menyebutkan yang ke empat, yang paling besar keharamannya dari semua yang telah disebutkan, yaitu berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Hal itu meliputi berbicara tentang Allah tanpa ilmu di dalam nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan di dalam agama-Nya dan syariat-Nya.
2. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan salah satu bentuk dusta atas (nama) Allah, yang merupakan kezaliman terbesar Tatkala orang-orang musyrik' mengharamkan sebagian binatang ternak dan menghalalkan sebagian lainnya , maka Allah membantah mereka dengan firman-NYA: "Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu?, maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan mantisia tanpa lengetahuan." Sesungguhnya Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (Al-An'am: 144) .
3. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan kesesatan dan menyesatkan orang lain Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hamba-Nya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang allim pun, orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan orang lain." (HSR. Bukhari no. 100, Muslim, dan lainnya).
Thursday, January 17, 2013
ETIKA MERAIH REJEKI
Oleh : Drs. H. Abu Ahmad Zaenal Abidin
Masalah rezeki merupakan salah satu perkara yang banyak menyita pematian manusia, sehingga ada sebagian yang menjadi budak dunia. Bahkan lebih parah lagisejumlah besarumat Islam memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan menyempitkan peluang dalam mengais rezeki.
Ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat islam, tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi, hendaknya menutup mata dari sebagian aturan Islam, terutama berkenaan dengan etika bisnis dan hukum halal haram. Padahal Sang Khalik mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah : Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat danjagalah kami dari siksa apineraka. (QS Al Baqarah:201).
Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah. Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi masyarakat madani.
Sesungguhnya kita hidup pada zaman yang banyak fitnah,
tantangan dan cobaan. Musuh-musuh Islam terus berusaha
memporak-porandakan barisan kaum muslimin dengan
berbagai cara dan melalui media yang dimilikinya.
Ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat islam, tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi, hendaknya menutup mata dari sebagian aturan Islam, terutama berkenaan dengan etika bisnis dan hukum halal haram. Padahal Sang Khalik mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah : Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat danjagalah kami dari siksa apineraka. (QS Al Baqarah:201).
Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah. Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi masyarakat madani.
Monday, January 14, 2013
BIARKAN ANAK BERMAIN !
Orangtua sekarang terkadang sangat ambisius. Agar anaknya berprestasi sekolah pun sehari penuh. Pulang sekolah masih harus ikut berbagai les Tak salah memang, tapi kapan waktu anak untuk bermain?
Benarkah kesimpulan itu? Sebelum menjawab ini, mari kita bandingkan kondisi anak-anak sekarang dengan anak-anak era 1970-1980an atau ketika para orangtua sekarang masih menjadi anak-anak. Secara jujur, kita harus mengakui, anak-anak sekarang. lebih banyak menghabiskan waktu belajar daripada bermain.
Bukankah, sekolah untuk anak-anak kita sekarang, sudah ada yang dimulai dari umur 1,5 tahun. Meski di sekolah ini, anak belum mulai belajar dalam konteks akademik. Kini sekoiah mengajar membaca, menulis dan berhitung dan juga belajar sambil bermain. Ketika masuk SD, anak-anak harus bersekolah dengan waktu yang Iebih panjang. Bahkan, banyak SD unggulan yang memancang waktu sekolah sehari penuh, masuk jam 07,00 pulang jam 16.00. Pulang sekolah, anak masih harus mengikuti bermacam les, misalnya kumon, sempoa, melukis, komputer, musik, teater, bahasa asing, dan iainnya.
Selain itu, anak-anak juga masih memerlukan waktu untuk beribadah bagi yang sudah akil baligh atau latihan beribadah bagi yang belum baligh, mengerjakan PR (pekerjaan rumah), belajar di rumah, mandi, makan dan istirahat(tidur). Lantas, kapan dong waktu anak-anak untuk bermain? Jadi sebenamya, apakah anak-anak memang malas belajar atau tidak cukup waktu untuk bermain? Tak heran jika para ahli pendidikan banyak yang mengkritik tentang kurangnya waktu bagi anak-anak untuk bermain. Karena esensi bermain bagi anak-anak tidak sekadar "main" yang berkonotasi negatif,' seperti menghabis-habiskan waktu, tidak produktif, tidak menambah kepintaran dan lainnya.
Benarkah kesimpulan itu? Sebelum menjawab ini, mari kita bandingkan kondisi anak-anak sekarang dengan anak-anak era 1970-1980an atau ketika para orangtua sekarang masih menjadi anak-anak. Secara jujur, kita harus mengakui, anak-anak sekarang. lebih banyak menghabiskan waktu belajar daripada bermain.
Bukankah, sekolah untuk anak-anak kita sekarang, sudah ada yang dimulai dari umur 1,5 tahun. Meski di sekolah ini, anak belum mulai belajar dalam konteks akademik. Kini sekoiah mengajar membaca, menulis dan berhitung dan juga belajar sambil bermain. Ketika masuk SD, anak-anak harus bersekolah dengan waktu yang Iebih panjang. Bahkan, banyak SD unggulan yang memancang waktu sekolah sehari penuh, masuk jam 07,00 pulang jam 16.00. Pulang sekolah, anak masih harus mengikuti bermacam les, misalnya kumon, sempoa, melukis, komputer, musik, teater, bahasa asing, dan iainnya.
Selain itu, anak-anak juga masih memerlukan waktu untuk beribadah bagi yang sudah akil baligh atau latihan beribadah bagi yang belum baligh, mengerjakan PR (pekerjaan rumah), belajar di rumah, mandi, makan dan istirahat(tidur). Lantas, kapan dong waktu anak-anak untuk bermain? Jadi sebenamya, apakah anak-anak memang malas belajar atau tidak cukup waktu untuk bermain? Tak heran jika para ahli pendidikan banyak yang mengkritik tentang kurangnya waktu bagi anak-anak untuk bermain. Karena esensi bermain bagi anak-anak tidak sekadar "main" yang berkonotasi negatif,' seperti menghabis-habiskan waktu, tidak produktif, tidak menambah kepintaran dan lainnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)