Wednesday, August 28, 2013

CARA SHOLAT

Salat (Bahasa Arab: صلاة; transliterasi: Shalat), merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad, sebagai figur pengejawantah perintah Allah.[1] Umat muslim diperintahkan untuk mendirikan salat, karena menurut Surah Al-'Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar:
...dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). (Al-Ankabut: 45)

Mungkin kalau yang sudah memeluk agama Islam sejak kecil sudah diajarkan cara sholat ... nah bagi mereka yang muallaf gimana... atau ketika kecil sampai besar hanya agama islam tapi tak menjalankan syariat... Alhamdulillah sekarang melihat blog ini... mo belajar sholat... oke mari kita mulai :

1. Bediri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan shalat.

Niat-niat shalat Fardhu (kalau tidak bisa memakai bahasa sendiri boleh) :
Shalat Subuh:
USHALLII FARDHASH-SHUBHI RAK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu subuh dua raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Dzuhur:
USHALLII FARDHADZ-DZUHRI ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu dzuhur empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Ashar:
USHALLII FARDHAL-'ASHRI ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu ashar empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Maghrib:
USHALLI FARDHAl-MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu maghrib tiga raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat 'Isya:
USHALLI FARDHAL-'ISYAA'I ARBA'A RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu 'Isya empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

2. Mengangkat kedua belah tangan serta membaca takbiratul ihram "ALLAAHU AKBAR"

3. Kedua belah tangan di letakan (sedakep) pada dada, tangan kanan di depan tangan kiri.

4. Membaca doa iftitah

ALLAHU AKBAR KABIIRAA WAL-HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WA SUBHANAALLAHI BUKRATAW WA ASHIILLA.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LIL-LADZII FATHARASSAMAAWAATI WAL-ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WA MAA ANA MINAL-MUSYRIKIIN.

INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL-'AALAMIIN.

LAA SYARIIKALAHU WA BI DZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL-MUSLIMIIN.

artinya:
"Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan yang lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyukutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin.

atau boleh juga membaca doa iftitah sebagai berikut

ALLAAHUMMA BAA'ID BAINI WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL-MASYRIQI WAL-MAGHRIB.

ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS-TSAUBUL-ABYADHU MINAD-DANAS

ALLAAHUMMAGHSILNII MIN KHATHAAYAAYA BIL-MAA'I WATS-TSALJI WAL-BARAD

artinya:
Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk.

5. Membaca surat Fatihah

BIMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
AL-HAMDU LILLAAHI RABBIL-'AALAMIIN.
AR-RAHMAANIR-RAHIIM. MAALIKI YAUMID-DIIN.
IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN.
IHDINASH-SHIRAATHAL-MUSTAQIIM.
SHIRAATHAL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHAIRIL-MAGHDHUUBI 'ALAIHIM WA LADH-DHAALLIIN.
AAMIIN.

artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Yang Pengasih dan Penyayang.
Yang menguasai hari kemudian.
Hanya pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.
Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.

Wednesday, July 17, 2013

BULAN RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH

BULAN RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH... THR adanya di bulan ini... Puasa juga... zakat juga... diakhiri dengan sholat idul fitri... Semua orang saling bersalam-salaman... ketemu saudara... seneng... nggak mikir dunia deh... ni namanya Hablum Minallaah dan Hablum Minannaas berjalan.

So kalau masuk bulan ini... nggak ada alasan susah... siapapun dirimu. Di bulan Ramadhan pula pahala dilipatgandakan... cari pahala banyak temannya... Sholat Malam juga ramai... kalau bulan lainnya paling tidur aja... wkwkkw. Di bulan ini pula ada Buka / bedug dan Sahur.... Nikmat deh rasanya...

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa....

Saturday, June 15, 2013

MADRASAH KEMATIAN

Aku dibuat tertawa oleh orang-orang yang mengharapkan dunia padahal maut mengejarnya. (Dan aku juga dibuat tertawa) oleh orang yang tertawa dengan mulut lebar, sedang dia tidak mengetahui apakah Allah SWT. ridha padanya ataukah murka?. (HR.Abu Darda, ra.)

Sebuah riwayat menyebut, Abu Darda ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, awalnya menangis sebelum mengucapkan kalimat di atas. Tangisnya pecah mengingat masa-masa bersama Nabi dan golongannya yang kini telah pergi meninggalkan dunia. Tapi tiba-tiba ia tertawa demi melihat bagaimana banyak sekali orang yang sama sekali tak menghiraukan kematian yang pasti datang.

Tentu tertawanya bukanlah tertawa gembira melainkan tertawa getir. Sesungguhnya Abu Darda merasa heran melihat gambaran kehidupan manusia. Tampak sekali olehnya di celah-celah kehidupan yang berjalan, banyak sekali model dan macam kelalaian yang dilakukan manusia.

Sebagian besar kelalaian itu lahir dari parahnya ketamakan akan dunia. Ketamakan ini terus menjadi-jadi, membuat orang saling membunuh dan saling membenci. Orang tega membunuh untuk merebut lahan parkir, menguasai harta orang lain, atau menguasai tanah yang bukan' miliknya. Semakin banyak orang yang ridha dengan kualitas agama yang rendah tapi sangat tidak ridha dengan kehidupan dunia yang hina. Naudzubillahi...

PENERAPAN SALAT KHUSYU

Salat itu laksana seutas tatipanjang dalam galaksi. Fungsinya sebagai pijakan.penuntun, penjaga dan penguat garis orbit hingga akhir hayat. Janganpernah lepaskantali itu, karena akan berakibat terbentuknya meteor-meteor yang beterbangan tak tentu arah

mencermati untaian kata-kata ini menimbulkan suatu tanya, apakah selama ini kita tidak melalaikan salat? Tidak hanya lalai ketika dalam pelaksanaan salat itu sendiri, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, tetapi juga melalaikan pesan-pesaa atau nilai-nilai salat dalam perilaku hidup kita

Dampak salat sedikit sekali yang membekas dalam keseharian kita. Akibamya tatanan hidup kita sebagai urnat Islam tak tentu arah.Contohnya norma dan budaya kehidupan kita yang telah lepas dari tuntunan syariah. Keadaan ini diibaratkan laksana system tata surya yang telah kacau akibat garis orbit yang tak dipatuhi benda-benda angkasa. Ini terjadi nanti ketika hari kiamat tiba. Keadaan ini mengakibatkan banyak meteor berhamburan tak tentu arah.

Friday, June 14, 2013

HINDARI RAKUS

Suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkunjung ke sebuah daerah. Disana, ia menjumpai sekelompok orang sedang asyik mendengarkan seorang pemuda budak berbicara. Sang Amirul Mukminin menaruh penasaran, ia ingin tahu apa yang mereka dengarkan. Setelah didekati, Amirul Mukminin kemudian menyuruh budak itu menghampiri dirinya. "Ada apa wahai Amirul Mukminin?" Tanya budak itu dengan penuh rendah hati. "Kamu boleh meneruskan pembicaraan kamu, jika kamu sanggup menjawab dua pertanyaan saya. Kalau tidak, jangan teruskan pembicaraan kamu di tengah orang-orang itu." Kata Sayyidina Ali sambil menunjukkan tangannya ke arah sekelompok orang-orang itu.

"Apa yang hendak Amirul Mukminin tanyakan?"balas pemuda budak itu balik bertanya. "Perkara apa yang dapat menguatkan agama, dan perkara apa pula yang dapat merusaknya?" Tanya Sayyidina Ali dengan serius. "Yang bisa menguatkan agama adalah sifat wara' dan perkara yang bisa merusak agama adalah sifat tama’ atau rakus," jawab anak muda itu singkat.

Mendengar jawaban itu, Amirul Mukminin merasa puas. la cukup terkagum dengan jawaban si pemuda itu. Kemudian, ia pun mempersilahkan pemuda budak itu meneruskan pembicaraannya di tengah kerumunan orang. Bagi Sayyidina Ali, pemuda itu memang layak berbicara di hadapan banyak orang.

Pemuda budak itu, tak lain, adalah Hasan al-Basri. la adalah tokoh sufi terkemuka di zamannya. la berpendapat, sifat rakus terhadap segala sesuatu dapat mengantarkan umat Islam pada rusaknya agama. Rakus, menurutnya, adalah sifat yang bisa menjangkiti manusia kapan saja. Sifat ini disebabkan karena seseorang tak pandai bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Masih ingat kisah Qarun di zaman Nabi Musa? Sifat rakus telah menjangkiti Qarun dan membinasakannya. Padahal, Musa as pernah menegurriya agar tidak rakus pada kekayaan yang dimilikinya. Akibatnya, ia tenggelam bersama seluruh kekayaan yang dimilikinya. Masih ingat kisah Tsa'labah di zamanNabi Muhammad SAW? Ia semula miskin. Tapi setelah ia menjadi kaya, ia justru sernakin rakus dengan kekayaannya. Akibatnya, ia pun jatuh menjadi miskin. Tragisnya lagi, ia telah lupa pada perintah Nabi.

6 Prinsip LUQMAN HAKIM

Suatu hari Luqman Hakim ditanya oleh seseorang, "Maukah engkau diangkat oleh Allah SSWT menjadi khaIifah?"Ahli hikmah itu menjawab, "Bila Tuhan menyuruhku memilih, aku lebili suka kebebasan daripada menerima cobaan. Namun kalau Tuhaa menetapkan atas diriku, aku pun mendengar dan patuh, kalau Allah SWTmelakukan ituterhadap diriku".

Ketika ditanya lagi mengapa dia berkata begitu, Luqman pun mengemukakan alasannya. "Sesungguhnya, penguasa meski dalam keadaan paling buruk dan kritis sekalipun, ia tetap dikerumuni orang dari berbagai jurusan. Kalau nasibnya baik, rnaka untunglah dia bisa selamat. Namun sebaliknya, kalau dia keliru bertindak, dia tersesat dari jalan ke surga."

Suatu hari dia berkata kepada anaknya, "Hai anakku, lakukanlah enam prinsip yang bisa memberikan kemaslahatan dirimu, baik mengenai agamamu maupun duniamu :

Prinsip pertama, laksanakanlah kepentinganmu hingga selesai, jangan peduli orang lain dan tak usah kamu dengar perkataan dan cemoohan mereka. Sebab bagaimanapun kamu tak akan bisa membuat semua lega. Keridhaan semua orang adalah cita-cita yang tak mungkin terwujud.

Prinsip Kedua, majulah terus kalau engkau yakin program-program yang akan dilakukan itu benar.

Prinsip Ketiga, memilih tim kerja yang terbaik, "Hai anakku, janganlah kamu kirim seorang utusan yang bodoh. Bila tak ada seorang pun yang terbaik, maka jadilah kamu delegasi dari dirimu sendiri". Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya."

Thursday, June 13, 2013

ZAKAT ? YA TETAP ZAKAT !

Di penghujung Ramadhan, kita sibuk mengeioia zakat, terutama zakat fitrah. Tidak sekadar teknis pengelolaan saja yang jadi perhatian, bahkan ide-ide segar tentang perzakatan pun selalu muncul, baik bersifat normatif; inovatif bahkan sampai pada taraf menggugat kemapanan konsep zakat.

Benarkah bahwa zakat sama dengan pajak, membayar pajak diniatkan zakat. Dengan niat itu, dana paiak yang dibayarkan secara ukhrowi tidak sia-sia lagi, ia adalah sodakoh jariah, Dengan konsep pajak sebagai zakat, maka pemerintah menempati posisl administrator (amil) yang wajib kita kontro! setiap tindakannya.

Zakat menurut bahasa berarti kesuburan atau mensucikan. Syara' memakai kata ini dengan dua pengertian, mensucikan sekaligus menumbuh suburkan. Zakat rnenurut ahli fiqh ialah hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt terhadap harta kaum muslimin, diperuntukkan bagi mereka yang berhak sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya, mendekatkan diri pada Aliah SWT, serta untuk membersihkan diri dan hartanya. • Sedangkan pajak merupakan kewajiban yang ditetapkan atas wajib pSjak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan tanpa mendapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai sejumlah pengeluaran umum di satu pihak dan merealisasi sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain negara di pihak lain.