Wahai Paman. Demi Allah, andai saja mereka menaruh matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan pekerjaan (dakwah) ini, tiadalah aku hendak meninggalkannya, sampai aku berhasil, atau tewas dalam menunaikannya.
(KarakteristikPerihidup 60 sahabat Rasulullah SAW, hal.29)
Demikian Rasulullah SAW menyatakan sikapnya ketika Abu Thalib menyampaikan tawaran kaum kafir Quraisy agar Rasulullah SAW meninggalkan dakwahnya. Abu Thalib sangat disegani di kaiangan kafir Quraisy. Karena itu, mereka merasa upaya melobi Abu Thalib agar melaraag Muhammad berdakwah lagi adalah langkah yang tepat.
Alangkah sedihnya Rasuiullah SAW. Temyata, orang yang selama ini selalu melindunginya, Abu Thalib tak bersedia atau tak mampu lagi menghadapi tekanan kaum kafir Quraisy. Tapi semangat Rasuiullah SAW untuk terus berjuang di jalan Allah SWT tidak pernah surut. Rasulullah SAW tetap akan meleburkan dirinya dalam dakwah walaupun seluruh makluk di jagad ini tidak suka.
Maka bujukan sang paman sedikitpun tidak menggoyahkan imannya. Rasul sangat yakin, kendatipun pamannya tidak mau lagi melindunginya, maka Allah SWT pasti akan melindunginya Karena Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya. (lihat QS.47:7) Dakwah adalah perjalanan panjang dan tak akan berhenti selama masih ada kehidupan di muka bumi ini. Dakwah Rasul diteruskan oleh para sahabat, para tabiin dan tabi'it-tabi'in, bahkan sampai detik ini. Jalan inilah yang senantiasa didambakan oleh orang-orang yang memproklamirkan dirinya berimaii. Jalan Allah SWT dan Rasul-Nya. Jalan yang mengantarkan para pengikutnya kepada surga yang indah.
Karena jalan inilah, Rasulullah SAW dan para sahabatnya rela meninggalkan negeri tercinta (Makkah) yang mayoritas penduduknya ajaran yang dibawanya. Hijrahlah Rasul dan para sahabatnya dari Makkah ke kota Madinah . Mereka meninggalkan Makkah bukanlah berarti tidak mencintai Makkah, ini tercermin dari ungkapan kerinduan Rasul:"O, Makkah, engkaulah negeri yang aku cintai. Andaikan penghunimu tidak mengusirku, tentu aku tidak akan pergi (meninggalkanmu)." Jalan dakwah memang penuh onak dan duri. Penuh dengan tantangan, baik dalam maupun dari luar. Rasulullah SAW mengalami tekanan dan teror bukan hanya dari luar, tapi juga dari keluarganya sendiri.
Abu Jahal dan Lahab, musuh besar Rasulullah SAW adalah pamaa beliau sendiri. Tekanan serapa dialami oleh sahabat beliau. Sebut saja misalnya, Mush'ab bin Umair, Begitu mendengar Muhammad SAW, pemuda tampan ini meninggalkan kemewahannya. Ketika keislamannya diketahui oleh keluarganya, ibunya mogok makan agar Mush'ab iba dan kemball ke agama nenek moyang mereka. Sedangkan anggota keluarga yang lain mengancam akan mengusirnya.
Namun, semua itu tidak menggoyahkan iman Mush'ab. Sikap tegas dan keras kepala Mush'ab bukan berarti ia tidak mencintai ibunya yang telah melahirkan dan merawatnya, Tapi, aqidah tidak bisa diganti oleh apapun di dunia ini. Kepauihan orangtua adalah setelah mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebab tidak ada kepatuhan kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Khaliq. (HR. Imam Ahmad)
Allah SWT berfirman: "Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak. Istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah SWT mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang ' yang fasik." (At-Taubah:24)
Karena dakwah pula, Asy~Syahid Hasan Al-Banna berikrar:"Kami tak akan pemah berhenti, sebelum kami melihat AI-Quran menjadi konstitusi yang sah. Kami akan hidup demi perjuangan (dakwah) atau mati dalam memperjuangkannya." (Maryam Jamilah:104)
Berdakwah menuju keridhaan Allah SWT adalah jalan yang penuh dengan cobaan dan rintangan. Setiap niuslim yang berjalan menuju keridhaan Allah akan diuji dengan berbagai macam ujian yang kadang berat bahkan menggoncangkan.
Allah SWT4 berfirman: "Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami beriman sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesunggunnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,, sesungguhnya Allah mengetahui! orang-orang yang benar dan sesungguhaya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS.AI-Ankabut:2-3)
Rasul sendiri menghadapi berbagai bentuk ujian. . beliau menyaksikan kaum mukmnin dari kaum kafir Quraisy. Seandainya Rasulullah SAW mampu menghalanginya, niscaya beliau akan melakukannya, Rasulullah SAW hanya berwasiat agar para sahabatnya dalam mempertahankan aqidah. Pernah beliau berkata kepada keluarga Yasirs"Bersabarlah sungguh-sungguh hai keluarga Yasir, karena sesungguhnya balasan untuk kalian adalah surga. Kalian dijaminkan masuk surga.
Demikianlah seteguk air dakwah yang telah diminum oleh orang-orang pilihan. Ia senantiasa menyirami taman hati, teryata banyak dibalas dengan segelas racun berbisa. Namun, dengan keteguhan sikap, tidaklah mereka mundur dari jalan dakwah meskipun hanya setapak. Mereka tegar bagaikan batu karang yang tetap kokoh meski dihempas gelombang. Mereka menjadi cermin bagi generasi Islam ini. Allahu a'lam.
No comments:
Post a Comment