Oleh : Ust. Fahiq Gasum, LC
Sesungguhnya kita hidup pada zaman yang banyak fitnah,
tantangan dan cobaan. Musuh-musuh Islam terus berusaha
memporak-porandakan barisan kaum muslimin dengan
berbagai cara dan melalui media yang dimilikinya.
Shaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata, "Banyak manusia melontarkan pendapat, akhlak (perilaku) orang-orang Barat dalam hal muamalah, seperti dalam jual beii, misainya. Bahwa akhlak mereka lebih baik dari kita kaum muslimin, yang banyak melakukan dusta, tipu-menipu, khianat," ingkar janji dan sumpah paisu. : Untuk membantah tuduhan dusta ini, kami bawakan hadits; Nabi terlebih dahulu: ;
Bukti yang riya harus dikemukakan oleh penuduh. (HR-Tirmidzi 1341 dan di-shahihkan oleh Al Albani dalam Shahih AI Jami' 28Q7).
Apa yang masyhur di kalangan manusia, bahwa orang-orang Barat memiliki akhlak yang baik dalam hai muamalah, tidaklah benar. Bahkan yang ada pada mereka muamalah
yang buruk. Hal ini diketahui oleh orang-orang yang pernah pergi kesana.
Memperhatikan perilaku mereka dengan obyektif, tidak secara subyektif, seperti yang dilakukan oleh orang yang mengagungkan mereka. Seorang penyair berkata, Pandangan mata penuh kecintaan tidak melihat ain dengan jelas Sebagaimana pandangan penuh kebencian, yang ia lihat hanya keburukkan.
Banyak dari para pemuda percaya telah pergi kesana. menceritakan kepadaku keburukan akhiak mereka, Jika mereka bermuarnalah dengan baik dalam hal jual beii, bukan karena mereka memiiiki akhlak yang baik. Tetapi, karena mereka sebagai budak-budak harta. Orang yang memberikan pelayanan dengan baik dalam masalah muamalah konsumen atau mitra bisnis lebih condong kepadanva larislah barang dagangannya. Mereka berpendapat, bahwa diantara cara yang paling jitu dalam mempromosikan usahanya agar mengembangkan harta mereka, ialah dengan mertiberikan pelayanan yang baik. Sehingga dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Mereka sendiri pada hakikatnya, seperti telah Allah sifatkan dalam kitabNya,
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS.Ai-Bayyinah:6)
Tidak ada seorangpun yang lebih benar penilaiannya, dibandingkan penilaian Allah mengenai orang-orang kafir. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk. Maka, tidak bisa diharapkan kebaikan tanpa pamrih dari kaum yang Allah sebut sebagai seburuk-buruk makhluk.
Saya tidak yakin sama sekali. Tetapi apa-apa yang didapat dari mereka berupa kejujuran, tutur kata yang halus, pelayanan yang baik dalam sebagian muamalah, itu semua karena ada kepentingan-kepentingan lain. Yaitu, berupa perolehan materi dan keuntungan. Orang yang mengetahui kedhaliman, tipu daya, pengkhianatan dan kesombongan mereka di berbagai macam bidang, maka orang itu akan mengetahui kebenaran firman Allah
Adapun yang terjadi pada kebanyakan kaum rnuslimin berupa tipu-menipu, dusta, khianat dalam muamalah, maka mereka -yangberbuat itu- kurang daiam keislaman dan keimanannya, kekurangannya tergantung dari besar kecilnya pelanggaran syariat yang mereka iakukan.
Sesungguhnya pelanggaran sebagian kaum muslimin dan melencengnya mereka dari jalan syariat dalam hal muamalah, seperti ini tidaklah bera"rti syariat Islam itu cacat. Bahkan syariat Islam (tetap) merupakan syara'at yang sempurna. Hanya merekalah yang telah merusak citra Islam, kemudian mencoreng citra kaum muslimin. Memberikan kesan buruk di mata orang-orang non muslim. Sesungguhnya mereka berbuat keburukan untuk diri mereka sendiri. Orang yangbijak tidak menjadikan kesaiahan oknum sebagai keburukan bagi Islam yang dipeluk oleh oknum tersebut.
Oleh karena itu, saya berharap kepada seluruh kaum muslimin agar terus
mempropagandakan dengan sungguh-sungguh dalam memerangi perilaku-perilaku buruk yang tidak dibenarkan oleh Islam, seperti: dusta, khianat, curang, (berbuat dhalim), (korupsi), (suap-menyuap), (ingkar janji) dan Sain-lain." (Dinukil dari MakrimalAkhlak, hal. 50-52).
Mungkin diantara pembaca adayang mengatakan, bahwa diantara orang-orang kafir ada yang berbuat kebaikan dengan ikhlas karena Allah tanpa menginginkan keuntungan dunia. Kalau kita perhatikan dengan seksama dari ucapan Syaikh Muhammad di atas, tidaklah berarti menafikan sama sekali, apabila diantara orang-orang kafir ada yang berbuat kebaikan dengan ikhlas mencari ridha Allah. Meskipun demikian, apakah berarti amal baiknya itu diterima di sisi Allah?
Sekali-kali tidak! Amal baiknya tidak akan diterima di sisi Allah selama pelakunya adalah orang-orang kafir. Karena amai baik yang tidak dilandasi dengan iman yang benar kepada Allah yang Esa, bagaikan fatamorgafla, sia-siatanpaguna.
Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya fatamorgana itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup , dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya. (QS AnNur:39).
Juga Allah berfirman, Dan Kami hadapi segala amal (baik) yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS A! Furqan: 23),
Dari Aisyah, ia berkata,"Aku pemah bertanya kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, Ibnu Jad'an pada masa jahiliah suka bersilaturahmi, member/ makan orang-orang miskin, Apakah itu semua bermanfaat bagi dia?' Nabi menjawab, Tidak wahai Aisyah. Sesungguhnya dia tidak pemah sekaiipun mengucapkan: Wahai Rabbku, ampunilah dosa-dosaku pada hari pembafasan'. "Hadits shahih riwayat Muslim 1/136; Abu Awanah 1/100; Ahmad; Abdullah bin imam Ahmad; Abu BakrAIAdi, dan Al Wahidi. Dan dimuat oleh Syaikh A! Albani dalam As Shahihah 249.
Syaikh Albani berkata, "Dalam hadits ini terdapat daiil, bahwa ahli jahiliah yang meninggal sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. bukanlah ahli fatrah yang belum datang kepadanya dakwah para rasul. Karena, kalau mereka disebut ahli fatrah,.tentulah Ibnu Jad'an tidaklah berhak untuk diadzab, dan amal shalihnya tidak akan terhapus dengan sia-sia." (Dinukii dari Silsilah Ahadits Shahihah, Juz pertama bagian
pertama, halaman 498).
Syaikh Albani berkata pula, "Seandainya ada diantara orang-orang kafir yang beramal shalih dengan maksud mencari ridha Allah yang dilandasi dengan kekafiran mereka, maka Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Mereka akan diberi balasan di dunia saja atas amal baiknya. Yang demikian itu berdasarkan hadits shahih. Rasulullah menyatakan dengan tegas hal tersebut dalam sabdanya,
Sesungguhnya Allah tidak mendhalimi seorang mukmin atas kebaikannya, ia diberi dengan sebab kebaikannya itu (Dalam riwayat: Diberi ganjaran atasnya dengan rizki) di dunia, dan dibalas dengan sebab kebaikannya itu pula diakhirat. Adapun orang kafir diberi makan dengan sebab kebaikan-kebaikan yang dikerjakannya karena Allah di dunia. Sehinggajika ia sampai ke akhirat, (maka) tidak ada baginya ganjaran atas kebaikan yang dilakukannya. (HR Muslim 8/135; Ahmad 3/125 dan oleh Tamam dalam AIFawaid879 bagian pertamanya).
Demikianlah kaidah dalam masalah ini, bahwa orang kafir diberi ganjaran atas amal shalihnya yang sesuai syariat di dunia saja. Adapun di akhirat tidakiah bermanfaat sama sekaii kebaikan-kebaikannya. Tidak bisa meringankannya dari adzab, lebih-lebih lagi untuk selamat dari adzab.
No comments:
Post a Comment