Aku dibuat tertawa oleh orang-orang yang mengharapkan dunia padahal maut mengejarnya. (Dan aku juga dibuat tertawa) oleh orang yang tertawa dengan mulut lebar, sedang dia tidak mengetahui apakah Allah SWT. ridha padanya ataukah murka?. (HR.Abu Darda, ra.)
Sebuah riwayat menyebut, Abu Darda ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, awalnya menangis sebelum mengucapkan kalimat di atas. Tangisnya pecah mengingat masa-masa bersama Nabi dan golongannya yang kini telah pergi meninggalkan dunia. Tapi tiba-tiba ia tertawa demi melihat bagaimana banyak sekali orang yang sama sekali tak menghiraukan kematian yang pasti datang.
Tentu tertawanya bukanlah tertawa gembira melainkan tertawa getir. Sesungguhnya Abu Darda merasa heran melihat gambaran kehidupan manusia. Tampak sekali olehnya di celah-celah kehidupan yang berjalan, banyak sekali model dan macam kelalaian yang dilakukan manusia.
Sebagian besar kelalaian itu lahir dari parahnya ketamakan akan dunia.
Ketamakan ini terus menjadi-jadi, membuat orang saling membunuh dan saling membenci. Orang tega membunuh untuk merebut lahan parkir, menguasai harta orang lain, atau menguasai tanah yang bukan' miliknya. Semakin banyak orang yang ridha dengan kualitas agama yang rendah tapi sangat tidak ridha dengan kehidupan dunia yang hina. Naudzubillahi...
Saturday, June 15, 2013
PENERAPAN SALAT KHUSYU
Salat itu laksana seutas tatipanjang dalam galaksi. Fungsinya sebagai pijakan.penuntun, penjaga dan penguat garis orbit hingga akhir hayat. Janganpernah lepaskantali itu, karena akan berakibat terbentuknya meteor-meteor yang beterbangan tak tentu arah
mencermati untaian kata-kata ini menimbulkan suatu tanya, apakah selama ini kita tidak melalaikan salat? Tidak hanya lalai ketika dalam pelaksanaan salat itu sendiri, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, tetapi juga melalaikan pesan-pesaa atau nilai-nilai salat dalam perilaku hidup kita
Dampak salat sedikit sekali yang membekas dalam keseharian kita. Akibamya tatanan hidup kita sebagai urnat Islam tak tentu arah.Contohnya norma dan budaya kehidupan kita yang telah lepas dari tuntunan syariah. Keadaan ini diibaratkan laksana system tata surya yang telah kacau akibat garis orbit yang tak dipatuhi benda-benda angkasa. Ini terjadi nanti ketika hari kiamat tiba. Keadaan ini mengakibatkan banyak meteor berhamburan tak tentu arah.
mencermati untaian kata-kata ini menimbulkan suatu tanya, apakah selama ini kita tidak melalaikan salat? Tidak hanya lalai ketika dalam pelaksanaan salat itu sendiri, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, tetapi juga melalaikan pesan-pesaa atau nilai-nilai salat dalam perilaku hidup kita
Dampak salat sedikit sekali yang membekas dalam keseharian kita. Akibamya tatanan hidup kita sebagai urnat Islam tak tentu arah.Contohnya norma dan budaya kehidupan kita yang telah lepas dari tuntunan syariah. Keadaan ini diibaratkan laksana system tata surya yang telah kacau akibat garis orbit yang tak dipatuhi benda-benda angkasa. Ini terjadi nanti ketika hari kiamat tiba. Keadaan ini mengakibatkan banyak meteor berhamburan tak tentu arah.
Friday, June 14, 2013
HINDARI RAKUS
Suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkunjung ke sebuah daerah. Disana, ia menjumpai sekelompok orang sedang asyik mendengarkan seorang pemuda budak berbicara. Sang Amirul Mukminin menaruh penasaran, ia ingin tahu apa yang mereka dengarkan. Setelah didekati, Amirul Mukminin kemudian menyuruh budak itu menghampiri dirinya.
"Ada apa wahai Amirul Mukminin?" Tanya budak itu dengan penuh rendah hati. "Kamu boleh meneruskan pembicaraan kamu, jika kamu sanggup menjawab dua pertanyaan saya. Kalau tidak, jangan teruskan pembicaraan kamu di tengah orang-orang itu." Kata Sayyidina Ali sambil menunjukkan tangannya ke arah sekelompok orang-orang itu.
"Apa yang hendak Amirul Mukminin tanyakan?"balas pemuda budak itu balik bertanya. "Perkara apa yang dapat menguatkan agama, dan perkara apa pula yang dapat merusaknya?" Tanya Sayyidina Ali dengan serius. "Yang bisa menguatkan agama adalah sifat wara' dan perkara yang bisa merusak agama adalah sifat tama’ atau rakus," jawab anak muda itu singkat.
Mendengar jawaban itu, Amirul Mukminin merasa puas. la cukup terkagum dengan jawaban si pemuda itu. Kemudian, ia pun mempersilahkan pemuda budak itu meneruskan pembicaraannya di tengah kerumunan orang. Bagi Sayyidina Ali, pemuda itu memang layak berbicara di hadapan banyak orang.
Pemuda budak itu, tak lain, adalah Hasan al-Basri. la adalah tokoh sufi terkemuka di zamannya. la berpendapat, sifat rakus terhadap segala sesuatu dapat mengantarkan umat Islam pada rusaknya agama. Rakus, menurutnya, adalah sifat yang bisa menjangkiti manusia kapan saja. Sifat ini disebabkan karena seseorang tak pandai bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Masih ingat kisah Qarun di zaman Nabi Musa? Sifat rakus telah menjangkiti Qarun dan membinasakannya. Padahal, Musa as pernah menegurriya agar tidak rakus pada kekayaan yang dimilikinya. Akibatnya, ia tenggelam bersama seluruh kekayaan yang dimilikinya. Masih ingat kisah Tsa'labah di zamanNabi Muhammad SAW? Ia semula miskin. Tapi setelah ia menjadi kaya, ia justru sernakin rakus dengan kekayaannya. Akibatnya, ia pun jatuh menjadi miskin. Tragisnya lagi, ia telah lupa pada perintah Nabi.
"Apa yang hendak Amirul Mukminin tanyakan?"balas pemuda budak itu balik bertanya. "Perkara apa yang dapat menguatkan agama, dan perkara apa pula yang dapat merusaknya?" Tanya Sayyidina Ali dengan serius. "Yang bisa menguatkan agama adalah sifat wara' dan perkara yang bisa merusak agama adalah sifat tama’ atau rakus," jawab anak muda itu singkat.
Mendengar jawaban itu, Amirul Mukminin merasa puas. la cukup terkagum dengan jawaban si pemuda itu. Kemudian, ia pun mempersilahkan pemuda budak itu meneruskan pembicaraannya di tengah kerumunan orang. Bagi Sayyidina Ali, pemuda itu memang layak berbicara di hadapan banyak orang.
Pemuda budak itu, tak lain, adalah Hasan al-Basri. la adalah tokoh sufi terkemuka di zamannya. la berpendapat, sifat rakus terhadap segala sesuatu dapat mengantarkan umat Islam pada rusaknya agama. Rakus, menurutnya, adalah sifat yang bisa menjangkiti manusia kapan saja. Sifat ini disebabkan karena seseorang tak pandai bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Masih ingat kisah Qarun di zaman Nabi Musa? Sifat rakus telah menjangkiti Qarun dan membinasakannya. Padahal, Musa as pernah menegurriya agar tidak rakus pada kekayaan yang dimilikinya. Akibatnya, ia tenggelam bersama seluruh kekayaan yang dimilikinya. Masih ingat kisah Tsa'labah di zamanNabi Muhammad SAW? Ia semula miskin. Tapi setelah ia menjadi kaya, ia justru sernakin rakus dengan kekayaannya. Akibatnya, ia pun jatuh menjadi miskin. Tragisnya lagi, ia telah lupa pada perintah Nabi.
6 Prinsip LUQMAN HAKIM
Suatu hari Luqman Hakim ditanya oleh seseorang, "Maukah engkau diangkat oleh Allah SSWT menjadi khaIifah?"Ahli hikmah itu menjawab, "Bila Tuhan menyuruhku memilih, aku lebili suka kebebasan daripada menerima cobaan. Namun kalau Tuhaa menetapkan atas diriku, aku pun mendengar dan patuh, kalau Allah SWTmelakukan ituterhadap diriku".
Ketika ditanya lagi mengapa dia berkata begitu, Luqman pun mengemukakan alasannya. "Sesungguhnya, penguasa meski dalam keadaan paling buruk dan kritis sekalipun, ia tetap dikerumuni orang dari berbagai jurusan. Kalau nasibnya baik, rnaka untunglah dia bisa selamat. Namun sebaliknya, kalau dia keliru bertindak, dia tersesat dari jalan ke surga."
Suatu hari dia berkata kepada anaknya, "Hai anakku, lakukanlah enam prinsip yang bisa memberikan kemaslahatan dirimu, baik mengenai agamamu maupun duniamu :
Prinsip pertama, laksanakanlah kepentinganmu hingga selesai, jangan peduli orang lain dan tak usah kamu dengar perkataan dan cemoohan mereka. Sebab bagaimanapun kamu tak akan bisa membuat semua lega. Keridhaan semua orang adalah cita-cita yang tak mungkin terwujud.
Prinsip Kedua, majulah terus kalau engkau yakin program-program yang akan dilakukan itu benar.
Prinsip Ketiga, memilih tim kerja yang terbaik, "Hai anakku, janganlah kamu kirim seorang utusan yang bodoh. Bila tak ada seorang pun yang terbaik, maka jadilah kamu delegasi dari dirimu sendiri". Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya."
Ketika ditanya lagi mengapa dia berkata begitu, Luqman pun mengemukakan alasannya. "Sesungguhnya, penguasa meski dalam keadaan paling buruk dan kritis sekalipun, ia tetap dikerumuni orang dari berbagai jurusan. Kalau nasibnya baik, rnaka untunglah dia bisa selamat. Namun sebaliknya, kalau dia keliru bertindak, dia tersesat dari jalan ke surga."
Suatu hari dia berkata kepada anaknya, "Hai anakku, lakukanlah enam prinsip yang bisa memberikan kemaslahatan dirimu, baik mengenai agamamu maupun duniamu :
Prinsip pertama, laksanakanlah kepentinganmu hingga selesai, jangan peduli orang lain dan tak usah kamu dengar perkataan dan cemoohan mereka. Sebab bagaimanapun kamu tak akan bisa membuat semua lega. Keridhaan semua orang adalah cita-cita yang tak mungkin terwujud.
Prinsip Kedua, majulah terus kalau engkau yakin program-program yang akan dilakukan itu benar.
Prinsip Ketiga, memilih tim kerja yang terbaik, "Hai anakku, janganlah kamu kirim seorang utusan yang bodoh. Bila tak ada seorang pun yang terbaik, maka jadilah kamu delegasi dari dirimu sendiri". Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya."
Thursday, June 13, 2013
ZAKAT ? YA TETAP ZAKAT !
Di penghujung Ramadhan, kita sibuk mengeioia zakat, terutama zakat fitrah. Tidak sekadar teknis pengelolaan saja yang jadi perhatian, bahkan ide-ide segar tentang perzakatan pun selalu muncul, baik bersifat normatif; inovatif bahkan sampai pada taraf menggugat kemapanan konsep zakat.
Benarkah bahwa zakat sama dengan pajak, membayar pajak diniatkan zakat. Dengan niat itu, dana paiak yang dibayarkan secara ukhrowi tidak sia-sia lagi, ia adalah sodakoh jariah, Dengan konsep pajak sebagai zakat, maka pemerintah menempati posisl administrator (amil) yang wajib kita kontro! setiap tindakannya.
Zakat menurut bahasa berarti kesuburan atau mensucikan. Syara' memakai kata ini dengan dua pengertian, mensucikan sekaligus menumbuh suburkan. Zakat rnenurut ahli fiqh ialah hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt terhadap harta kaum muslimin, diperuntukkan bagi mereka yang berhak sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya, mendekatkan diri pada Aliah SWT, serta untuk membersihkan diri dan hartanya. • Sedangkan pajak merupakan kewajiban yang ditetapkan atas wajib pSjak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan tanpa mendapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai sejumlah pengeluaran umum di satu pihak dan merealisasi sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain negara di pihak lain.
Benarkah bahwa zakat sama dengan pajak, membayar pajak diniatkan zakat. Dengan niat itu, dana paiak yang dibayarkan secara ukhrowi tidak sia-sia lagi, ia adalah sodakoh jariah, Dengan konsep pajak sebagai zakat, maka pemerintah menempati posisl administrator (amil) yang wajib kita kontro! setiap tindakannya.
Zakat menurut bahasa berarti kesuburan atau mensucikan. Syara' memakai kata ini dengan dua pengertian, mensucikan sekaligus menumbuh suburkan. Zakat rnenurut ahli fiqh ialah hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt terhadap harta kaum muslimin, diperuntukkan bagi mereka yang berhak sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya, mendekatkan diri pada Aliah SWT, serta untuk membersihkan diri dan hartanya. • Sedangkan pajak merupakan kewajiban yang ditetapkan atas wajib pSjak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan tanpa mendapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai sejumlah pengeluaran umum di satu pihak dan merealisasi sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain negara di pihak lain.
PENYAKIT MANUSIA
Suatu sore, seorang pria berdiri termenung di depan klinik. Dalam pikirannya masih terngiang ucapan seorang dokter beberapa saat lalu. Sang dokter mengatakan, dalam tubuhnya terdapat bakteri yang bisa berkembang jika tidak diobati. la perlu disembuhkan dalam waktu cukup lama itupun, kata dokter, bila ia rajin minum obat dan bergaya hidup sehat.
la menyesal. Tapi, itu tak berarti. Hingga suatu hari, ia berterau dengan seorang teman dan berkata, Kamu harus berterima kasih pada penyakit. Sebab kamu bisa hidup lebih bermakna lagi. "Kontan saja pemyataan itu ia bantah. Bagaimana mungkin, pikirnya, sebuah penyakit bisa memberi makna lebih bagi dirinya. justru dengan penyakit itu ia peroleh. Tak leluasa bergerak, perlu kontrol ke dokter secara rutin dan membeli obat hingga ratusan ribu rupiah setiap bulannya.
la menyesal. Tapi, itu tak berarti. Hingga suatu hari, ia berterau dengan seorang teman dan berkata, Kamu harus berterima kasih pada penyakit. Sebab kamu bisa hidup lebih bermakna lagi. "Kontan saja pemyataan itu ia bantah. Bagaimana mungkin, pikirnya, sebuah penyakit bisa memberi makna lebih bagi dirinya. justru dengan penyakit itu ia peroleh. Tak leluasa bergerak, perlu kontrol ke dokter secara rutin dan membeli obat hingga ratusan ribu rupiah setiap bulannya.
DHASYAT NYA HARI KIAMAT
Oleh : Ust Muhammad sholeh Lc. M Ag.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS, Ali-Imran : 185)
Hendaklah kita meayadari, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Kita hanya menumpang lewat. Dunia adalah waktu dan tempat beramal. Janganlah terpe sona oleh kehidupan dunia, sehingga mernbuatkita lalai dari hakikatnya serta melalaikan kewajiban kepada Allah SWT. yang tnenciptakan kita. Betapa banyak peringatan dari Allah SWT dan Rasul-Nya tentang hinanya kehidupan dunia.
Ingatlah, kematian pasti menjemput kita. Ingatlah peristiwa yang akan menyusulnya, saat semua manusia dikumpulkan pada satu tempat. Hendaklah kita menyadari, bagaimana keadaan kita saat ajal menjemput, saat harus meninggalkan kediaman kita, harus berpisah dengankeluarga, dan akan mcnyenditi di kubur yang sempit, hanya amal yang menjadi teman. Sudahkah kita menyiapkan amal yang . menemani kita? Ingatlah, saat kita harus berangkat meniiju akhirat yang terpampang di depan mata, sementara dunia melambaikan tangan di belakang kita.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS, Ali-Imran : 185)
Hendaklah kita meayadari, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Kita hanya menumpang lewat. Dunia adalah waktu dan tempat beramal. Janganlah terpe sona oleh kehidupan dunia, sehingga mernbuatkita lalai dari hakikatnya serta melalaikan kewajiban kepada Allah SWT. yang tnenciptakan kita. Betapa banyak peringatan dari Allah SWT dan Rasul-Nya tentang hinanya kehidupan dunia.
Ingatlah, kematian pasti menjemput kita. Ingatlah peristiwa yang akan menyusulnya, saat semua manusia dikumpulkan pada satu tempat. Hendaklah kita menyadari, bagaimana keadaan kita saat ajal menjemput, saat harus meninggalkan kediaman kita, harus berpisah dengankeluarga, dan akan mcnyenditi di kubur yang sempit, hanya amal yang menjadi teman. Sudahkah kita menyiapkan amal yang . menemani kita? Ingatlah, saat kita harus berangkat meniiju akhirat yang terpampang di depan mata, sementara dunia melambaikan tangan di belakang kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)